Semua orang pernah tertawa. Ketika ada sesuatu yang lucu atau menggelikan orang akan tertawa. Tertawa dapat membuat suasana jadi ramai karena ketika seseorang ketawa dengan kelucuan yang dishare ke orang lain, orang lainnya pun akan ikut tertawa. Tapi...bagaimana jika tertawa itu terdengar pada saat suasana lagi sunyi,sepi di mana semua orang sudah terjaga dari tidur mereka. Apakah itu wajar?
Kisah ini terjadi pada bulan Juli yang lalu, tepatnya tanggal 8 Juli 2014. Hari itu aku bersikeras untuk segera pulang ke kampung halamanku tercinta, Banyuwangi karena aku ingin menggunakan hak pilihku untuk Indonesia yang lebih baik. Ya maklum lah..baru punya KTP jadi masih semangat-semangatnya buat nyoblos gitu.Jadi sebenarnya aku pengen bertolak dari Malang barengan sama temenku, pukul 10.00.
Tapi karena pada pukultersebut aku masih ada urusan di kampus jadi aku baru bisa pulang pukul 14.00. Hari itu gak ada firasat aneh ataupun pikiran aneh di otakku, yang ada cuma pikiran seneng karena aku bisa pulang setelah 6 bulan menjamur di kosan. Oh ya, sebelumnya biar aku kasi info dulu. Aku ini anak perantauan. Merantau di Malang untuk menimba ilmu di sebuah kampus yang cukup dikenal. Rumahku di Banyuwangi. Untuk dapat sampai di rumah memerlukan waktu sekitar 5-8 jam dari Malang. Jika menggunakan kendaraan sepeda motor bisa ditempuh sekitar 5 jam an, kalau kereta api itu mutlak 8 jam dan jika menggunakan jasa bus kota itu sekitar 7-8 jam an juga, kalau kena macet ya malah lebih lama lagi.
Tapi karena pada pukultersebut aku masih ada urusan di kampus jadi aku baru bisa pulang pukul 14.00. Hari itu gak ada firasat aneh ataupun pikiran aneh di otakku, yang ada cuma pikiran seneng karena aku bisa pulang setelah 6 bulan menjamur di kosan. Oh ya, sebelumnya biar aku kasi info dulu. Aku ini anak perantauan. Merantau di Malang untuk menimba ilmu di sebuah kampus yang cukup dikenal. Rumahku di Banyuwangi. Untuk dapat sampai di rumah memerlukan waktu sekitar 5-8 jam dari Malang. Jika menggunakan kendaraan sepeda motor bisa ditempuh sekitar 5 jam an, kalau kereta api itu mutlak 8 jam dan jika menggunakan jasa bus kota itu sekitar 7-8 jam an juga, kalau kena macet ya malah lebih lama lagi.
Jadi sore itu aku berangkat pukul 14.00 dari kostan. Aku berencana naik kereta aja pas pulang, tapi sayang banget kehabisan tiket. Akhirnya apa daya aku terpaksa naik bus. Cukup takut juga karena di bus itu rawan terjadi kehilangan barang, gendam dan tindak kriminal sejenisnya, apalagi sore itu aku pulang sendirian. Khawatir? Takut? Sejujurnya iya. Tapi aku berdoa dulu sebelum berangkat, jadi aku merasa aman karena Tuhan selalu ada di sampingku. Pukul 15.00 bus perlahan meninggalkan terminal Arjosari. Dua jam kemudian sampailah di Probolinggo. Waktu itu aku masih terbangun, menyibukkan diri dengan bermain game yang ada di HPku, biar gak bosen gitu. Nah pas sampe Probolinggo ada bapak-bapak pake jubah panjang dan berjenggot, pakai udeng juga tiba-tiba duduk di sampingku. Akupun menggeser dudukku agar agak menjauh dari beliau. Gilak..serem banget ini orang X_X. Bukannya berprasangka buruk sih, cuma takut aja ngeliatnya. Aku jadi inget dukun-dukun teluh yang sering nongol di film horror indonesia. Untung aja 30 menit kemudian si bapak turun. Huffft.. lega. aman...
Setelah si bapak itu turun aku melanjutkan aktivitasku memainkan HP. Tak lama kemudian mataku terasa pedes, berair, sesekali merem dengan sendirinya. Yak..aku mulai ngantuk dan aku tertidur. Sepanjang perjalanan aku tidur. Hingga aku dibangunkan oleh suara ramai dari penumpang lainnya. Seorang bapak dipanggil dengan keras oleh penumpang lainnya dengan bahasa Jawa, yang artinya "Hey Pak..tadi uangmu yang hilang berapa? itu jam mau dijual. Sini aku yang beli". Aku terbangun dan mengecek barang berhargaku (dompet, hp dkk). Hufft..aku bersyukur. Masih ada semuanya. Aku lalu menoleh ke asal suara, bapak yang duduk di bangku belakang wajahnya tampak bingung dan ketakutan, sementara tangannya memegang jam tangan kepunyaannya yang mau dibeli oleh penumpang lainnya. Dari percakapan mereka sudah bisa ketebak kalau si bapak ini habis ditipu orang. uang sebanyak 7 juta ludes dan satu-satunya barang yang dipunyai bapak itu adalah arloji berlapiskan emas yang melingkari pergelangan tangannya. Sungguh malang nasib bapak itu, jauh-jauh dari Sumatera ke Jawa dan harus mengalami kejadian tersebut. Aku gak mau kepo terlalu jauh, aku fokus menatap ke depan kembali untuk menikmati perjalanan yang sebenarnya sudah sangat membosankan. Akhirnya tidak terasa sampailah aku di terminal Jember. Yuhuuu 2,5 jam lagi pasti sampai rumah. Bus berhenti dan aku turun. Sebelum turun bapak supir bilang "Hati-hati mbak, di sini rawan". Kata-kata yang semakin membuatku takut dan khawatir. But..i tried to stay cool. akupun pindah bus. Ya ini merupakan salah satu kekurangan bus kota yang tidak terelakkan. Harus oper berkali-kali ketika perjalanan jauh.
Bus berangkat. Jujur aku sudah ngantuk berat. Suasana di dalam bus sunyi, tak terdengar lagi obrolan para penumpang, suara pedagang asongan dan pengamen. Kini yang ada hanyalah senyap dan gelap. Hal itu menumbuhkan rasa kantuk dan mendukung sekali untuk tidur, namun aku tetap berusaha untuk tidak memejamkan mataku. Beruntung aku dapat bangku paling depan, jadi gak perlu berdesakan dengan penumpang lain di belakang. Namun kurang beruntung juga karena bus yang aku tumpangi kali ini kondisinya tampak mengkhawatirkan dan perlu perbaikan.
Memasuki wilayah Kumitir. Cukup takut karena Kumitir adalah gunung, jalannya menanjak dan berkelok-kelok. Dengan kondisi bus yang demikian aku takut jika tiba-tiba dia mogok di tengah jalan. Mana jalanan kumitir itu gelap dan terkenal akan "itu" nya.. Astaga..tak henti-hentinya aku berdoa.Beberapa saat kemudian puncak Kumitir terlewati dan sekarang sedang menuju ke lereng. Di situlah keanehan di mulai.
Saat sudah melewati tanjakan, seorang bapak maju ke depan di sebelah supir. Nampaknya beliau sudah bersiap-siap untuk turun. Aku memandangi beliau sesaat. Susana memang gelap, namun masih terlihat kerutan-kerutan di wajah bapak itu. Beliau membawa 2 kardus yang diikat dengan tali rafia. Ironi ketika tahu beliau yang sudah berusia senja naik bus seorang diri tanpa ada anggota keluarga yang menemani. Aku menatapnya dengan seksama. Beliau berpenampilan jadul sekali dengan memakai topi model caplin yang khas dipakai oleh orang-orang jaman dahulu. lalu aku merasa aneh. Beliau menatap ke arah luar melalui kaca pintu keluar di sebelah kirinya. Beliau menatap tanpa berkedip sambil komat-kamit dan tampaknya memang ada sesuatu di luar sana, entah apa. akupun penasaran. Aku mencoba untuk mengikuti tatapan bapak tua itu, tapi aku gak melihat apapun. Yang ada cuma pepohonan dan suasana yang gelap saja. Ahh..mungkin bapak itu kagum dengan pepohonan rindang di tempat ini. Akupun menoleh ke arah depan lagi dan mulai memasang headset ke telingaku untuk mendengarkan musik.
Aku membuka pemutar musik di HP ku. Sebelum aku menekan tombol play aku mencoba melihat lagi ke arah bapak tadi, aku mencoba meyakinkan bahwa memang gak ada sesuatu yang aneh. Aku menatapnya dan..di luar dugaan. Si bapak tetap seperti tadi. Astaga..ada apa sebenarnya? Aku mencoba menoleh ke sekelilingku. Pak sopir nampak sedang konsentrasi mengemudikan bus, pak kernet berada di sebelah pintu keluar bus, sementara penumpang lainnya diam tanpa suara. Mereka pada tidur. Ketika aku menoleh ke depan tiba-tiba "hihihi" ada yang ketawa. Suara perempuan, nyaring sekali. Suara anak-anak? bukan-bukan bedaaa itu bedaa. Aku gak yakin dengan pendengaranku. Aku mengecek playlist, siapa tau aku menekan tombol play, tapi..kan di HP ku gak ada musik model gituan, apalagi suara ketawa yang kayak gitu. Aku mencoba tenang. Tiba-tiba terlintas di benakku soal film horror nya om Rizal Mantovani yang judulnya Kuntilanak. Salah satu dialognya "Ketika suara itu terdengar keras, "dia" ada di tempat yang jauh, namun ketika suara itu terdengar sayup-sayup itu tandanya "dia" di dekatmu." So..apakah mungkin itu "dia". ahhh gak gak..pasti cuma imajainasiku karena suka nonton horror. Aku mau memastikan, pertama aku harus membuka headsetku dan memastikan kalau suara itu sudah gak ada. Namun apa yang terjadi suara itu datang lagi "hihihihihi" kali ini lebih jelas dan panjang. Oh God suara siapa itu??? bisa kupastikan semua penumpang di bus ini sudah tidur semua, kan tadi aku sudah melihat ke sekeliling dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Kemudian aku melihat bapak itu lagi, dan tetap saja seperti tadi. Astaga X_X akupun memejamkan mata dan mencoba berdoa dengan singkat. Aku membuka mata dan sampailah aku di Kalibaru. Bus berhenti dan bapak tua tadi keluar dari bus. Aku sempat melihat beliau berjalan tertatih tatih menenteng kardus kardus itu. Aku melihatnya hingga bus melaju kembali, jauh jauh hingga tak terlihat lagi sosok bapak tua itu.
Siapa sebenarnya orang tua itu ?
Apa yang dilihatnya di luar ?
dan.....suara ketawa...suara siapa itu, mungkinkah "dia"...?
2 comments:
mungkinkah "dia" mr.right ? kalo itu sih amat super duper ga mungkin XD
bisa jadi dia avatar, jembatan antara dunia manusia dan dunia roh.. #apacoba (?) hahaha
astaga amit-amit..
bukan lah -_-
jelas" itu suara hantu kak -_-
Post a Comment