"Setiap orang punya sisi yang berbeda dalam dirinya. Sama halnya dengan dunia. Menjadi terang jika ada sesuatu yang menyinari dan menjadi sangat mencekam jika kegelapan datang"
01-01-2001
01-01-2001
Sepi, sunyi, itu yang kurasakan saat ini. Ketika kegelapan datang semua begitu menyeramkan namun tidak lagi bagiku. Hanya ada aku di ruangan ini dengan kondisi salah satu kaki terikat bandul logam besar yang amat berat. Ya hari-hariku hanya ada di sini seperti ini. Ruang gerakku sempit, tiap hari aku merasakan makanan dan minuman yang sama. Parahnya aku juga harus merasakan betapa sakitnya jarum suntik itu menembus pembuluh venaku hingga melumpuhkan pikiranku, saraf sensorik dan motorikku bahkan serasa mati. Aku terdiam dalam sepi, dalam kesakitan ini. Kesakitan yang
merusak tubuh dan jiwaku.
merusak tubuh dan jiwaku.
Sudah 5 tahun yang lalu sejak dia mencampakkanku. Dunia memang tak pernah adil bagiku. Ketika timbul halusinasi-halusinasi konyol yang membuat air mataku jatuh dengan sendirinya. Tak hanya itu, terkadang halusinasi itu membuat aku tertawa, berteriak, menjerit dan yang paling buruk adalah munculnya sisi terkejam dari dalam diriku. Sebuah perasaan di mana aku ingin meluapkan kemarahanku. Kemarahan pada orang yang telah membuatku terkurung di tempat ini selama bertaun-tahun. Semua orang menganggapku gila...Kenapa ?? apa yang salah denganku ? Aku hanya mengekspresikan apa yang aku rasakan. Tapi tak seorangpun yang mau percaya denganku lagi. Bahkan keluargaku sendiri tak percaya bahwa aku baik-baik saja. Aku ingin keluar dari tempat ini. Tolong..siapapun yang mendengar dan membaca tulisanku keluarkan akuuu, biarkan aku bebas. Aku harus menemui lelaki biadab itu..aaarrrggggghhh..!!! Efra....kau telah menghancurkan segalanya..
00.00 am. dalam kesunyian malam musik box mengalunkan Valse Mélancolique dengan merdu
Aku menyesal mengenalmu. Sebuah kesalahan terbesar, kesalahan yang teramat fatal. Kejam..teramat jahat dan sakit. Apa salahku?? mengapa kau demikian jahat Efra. Aku sudaah memberikan semuanya, memberikan seluruh yang aku punya untukmu tapi mengapa kau malah membiarkanku tak menjagaku. Membiarkan harga diriku direnggut oleh tangan kotor sahabat-sahabatmu yang tak punya moral itu. Jika kau tak menyukaiku, jika memang aku makhluk menjijikkan bagimu kenapa kau mendekatiku, kenapa kau bilang sayang kepadaku, dan kenapa kau berikan alunan Valse Mélancolique ini untukku? Aku berharap masa depanku dapat kujalani bersamamu. Tapi kau malah memusnahkan mimpi indah itu. Kau lebih memilih bersama yang lain, meninggalkanku dengan penuh luka. Efraaaa...kau parasit, kau iblis...suatu saat Aku akan membalasmu, membalas semuanya. Aku tak rela jika tangan ini akan menjadi kotor namun aku akan lebih tak rela jika tangan yang selalu membelaimu, tangan yang bersih dinodai olehmu. Tidak adil jika noda ini tak kembali pada orang yang menodainya. Aku benci kamu Efraaaa...aku benci semuanya aaarrrggggggg...
00.40 am. Alunan Valse Mélancolique berhenti. Malam kembali sunyi.
Entah apa yang terjadi pada tubuhku. Aku merasa jantungku tak berfungsi dengan baik. Mungkinkah efek dari obat itu, obat yang membuat tubuhku serasa mati rasa. Hey Tubuh kenapa kau juga demikian jahat padaku, aku mohon ijinkan aku mengembalikan noda di tanganku ini. Tolong bekerja samalah denganku. Memang hidup ini tak adil, tak pernah adil. Kenapa untuk bernapas saja menjadi semakin berat. Mama Papa aku tak betah di tempat ini, tolong percayalah padaku aku waras, aku tidak gila. keluarkan aku ma..pa....Emaa...tolong aku, bebaskan aku. Efraa...cintamu membuatku hidup tapi cintamu juga membunuhku, membuangku ke jurang paling dalam yang tak pernah terukur kedalamannya hingga aku mati. Efraa...akan tiba saatnya kamu merasakan apa yang kurasakan..Tunggu Efra tunggu!!! ini belum berakhir............. (01.01 am =Elise=)
@@@
Kubaca sepatah demi sepatah kata surat itu, tak terasa air mataku mengalir dengan derasnya. Bagaimana bisa kak Elise melewati semua itu, bagaimana bisa papa dan mama menyembunyikan semua ini dariku ? Kak Elise...kenapa kau pergi dengan cepat. Kenapa kau tak menungguku terlebih dahulu. Kak Elise aku merindukanmu, merindukan masa paling bahagia dalam fase kehidupan kita ketika kau mengenalkanku pada dunia luar yang ternyata sangat menyenangkan, kau memberitahuku tentang senyum dan kebahagiaan, bermain dan bercanda. Kak Elise, mengapa orang sebaik kamu harus mengalami hal ini. Aku harusnya tak mengambil beasiswa itu, aku harusnya tetap menjagamu kak. Kak Elise maafkan aku, maafkan aku yang tak pernah bisa menjagamu seperti kamu selalu menjagaku. Kak Elise, andai aku dapat bertemu denganmu dan menyusulmu untuk kembali. Kak Elise..kak Elise..kak Elise...kak Eliseeeeee...
Aku terhanyut dalam rasa penyesalanku. Tiba-tiba kudengar alunan Valse Mélancolique, musik kesukaan kak Elise. Kucari sumber dari suara itu, dan ternyata itu musik box yang bentuknya sudah tidak begitu sempurna, ada bagian yang lecet. Kak Elise pasti membuangnya ketika dia jengkel. Air mataku kembali mengalir. Kak Elise, aku yakin kamu sekarang ada di sini. Kak Elise mendengarkan Ema kan. Kak Elise...maafkan Ema,,Ema memang tak pernah bisa membuat kak Elise bangga sama Ema. Ema selalu nyusahin kak Elise, Ema selalu membuat kak Elise kecewa sama Ema. Kak Elise..peluk Ema kak, Ema sangat merindukan belaian kakak. Kumohon peluk Ema. Perlahan tapi pasti kursakan desiran angin yang dingin, membuat bulu kudukku berdiri. Aku yakin itu kak Elise dia memelukku. Terimakasih kakak. Satu hal yang sekarang menjadi misiku, aku harus menemukan orang yang bernama Efraa itu. Aku harus tau wajah orang biadab yang telah memisahkanku dengan kakakku. Aku harus menemukannya.
01-12-2002 misi dimulai
Kak Elise, Ema mohon... ijinkan Ema meneruskan apa yang kak Elise inginkan, ijinkan Ema mengembalikan noda yang telah mengotori tangan kak Elise. Ema mungkin tak akan pernah bisa mengembalikan kak Elise dan melepaskan semua penderitaan yang pernah kakak rasakan. Tapi Ema berjanji Ema akan membuat kak Elise tersenyum kembali. Kak Elise baik-baik di sana ya. Ema sayang kakak...Kubersihkan rumput yang mulai menutupi rumah baru kak Elise, kuletakkan bunga mawar putih kesukaan kak Elise. Sejenak aku mengusap air mata yang dari tadi mengalir dengan derasnya dan perlahan kutinggalkan area pemakaman itu.
02-12-2002
Mungkin kak Elise memberikan ijin padaku, seperti sebuah kebetulan, kutemukan buku harian rahasia kak Elise. Di situ tertulis nama dan identitas lengkap seseorang bernama Efraa yang ternyata adalah teman kuliah kak Elise. 0321xxxxx mungkinkah ini nomor telponnya? apakah mungkin nomor ini masih aktif ? hmmmm sebaiknya aku mencobanya..
Perlahan aku meraih telponn genggam di sampingku, aku mencoba memasukkan digit demi digit dari nomor tersebut, kutekan tombolnya dan....ternyata nomor itu masih aktif. Sungguh tak dapat dipercaya. Dari seberang telepon seorang laki-laki seumuran kak Elise menyapa "Halo..Halo..dengan siapa ??" aku menjelaskan bahwa namaku Elisa, aku mencari seseorang yang bernama Efran dan laki-laki itu menjawab "Maaf nona Elisa, anda salah sambung. Nama saya Efra bukan Efran" Mendengar jawaban itu aku merasa puas sekali. Tak kusangka dia masih memakai nomornya. Percakapan kami pun berlanjut, dia sepertinya penasaran denganku dan menurutku itu bagus. Dengan begitu aku dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya darinya. Obrolan yang cukup panjang itu akhirnya berakhir ketika dia mengucapkan "Senang dapat mengobrol denganmu nona Elisa, aku harap aku dapat berbicara denganmu lagi di lain kesempatan". Sebuah pertanda baik dia menangkap umpanku. Perlahan tapi pasti aku menunggu dia menelepon lagi untuk kedua kalinya.
07-12-2002
Lima hari tanpa telepon darinya dan tanpa diduga setelah lima hari dia menelepon lagi. "Nona Elisa, apa kamu ingat sama aku" begitu dia menyapaku. Aku berpura-pura tak mengingatnya hingga akhirnya dia berkata "Aku Efra, korban dari kecerobohanmu lima hari yang lalu". Hahaha dia benar-benar telah menangkap umpanku dan akan segera memakannya hingga sebentar lagi kail itu mungkin akan melukainya dan membuatnya mati tak berdaya.
Sejak saat itu Efra semakin giat mendekatiku. Tiap hari dia meneleponku. Dia juga semakin perhatian denganku. Tapi tetap saja aku tak gentar, aku tak luluh dalam setiap perhatian yang dia curahkan kepadaku. Sebesar apapun perhatiannya tetap saja semua tak ada artinya. Semua sisi baik Efra bagiku sudah tiada, semua lenyap. Aku tak mengerti bisa-bisanya dia tega melukai kak Elise dengan cara yang begitu menyakitkan. Dasar manusia tak punya hati!
31-12-2002
Kurasa inilah saatnya sandiwara diakhiri. Sepertinya Efra benar-benar menyukai sosok seorang bernama Elisa yang telah aku ciptakan. Bodohnya kau Efra. Hari ini aku akan ketemu dengannya dan aku memintanya untuk menemuiku di tempat favoritku dan kak Elise biasa bersama. Taman di seberang jalan rumahku. Efra..Aku tak sabar melihat wajah kotormu itu, aku tak sabar mengembalikan noda yang kau berikan kepada kakakku...
05.00 pm
Dari seberang jalan kulihat seorang pria dengan postur tinggi berpakaian rapi. Akupun menemuinya serasa memperkenalkan diri, kami berbicara panjang lebar di taman. Aku menawarkan kepadanya untuk mampir sejenak ke rumahku. Aku membawanya ke arah gudang di mana dulunya kak Elise menghabiskan lima tahun penderitaannya di sana. Efra tak menolak. Dia mau saja menuruti kemauanku.
07.00 pm
Ketika sampai di depan pintu gudang aku memintanya untuk menutup mata, dengan setting bahwa aku sudah menyiapkan kejutan untuknya di dalam dan lagi-lagi Efra menurut. Aku membuka pintu gudang tersebut secara perlahan, kunyalakan lampu untuk memberikan penerangan yang cukup. Aku membawa Efra duduk di sebuah kursi yang kuletakkan tepat di mana kutemukan catatan terakhir kak Elise. Inilah saatnya. Aku pun menyekap mulutnya dengan bius yang telah kusiaplan sebelumnya. Hmmm Efra, kau begitu mudah ditaklukan ternyata.
08.00 pm
Sudah satu jam Efra tertiur dalam pengaruh obat bius, aku telah mengikatnya di kursi itu hingga dia tak dapat pergi kemana-mana lagi. Jangankan pergi, bergerakpun akan sangat sulit untuknya. Efra, begitu malangnya nasibmu. Kuperhatikan wajah lelaki iblis itu, kulihat dia matanya mulai bergerak-gerak pertanda pengaruh biusnya mulai hilang.
08.30 pm
Kubuka kotak musik itu hingga mengalunlah Valse Mélancolique dengan merdu. Efra terbangun dan dia berteriak "Eliseeee..." Akupun mulai menyapanya "Hai Efra..bagaimana rumahku, nyaman bukan sampa kau tertidur pulas begitu..O ya..namaku Elisa bukan Elise..Siapa Elise?" Dengan suara bergetar dia menjawab "Elise..Elise..di mana Elise..kotak musik itu...darimana kamu mendapatkannya?". Efra sepertinya mulai bingung dia mulai ketakutan. Settingan berjalan dengan mulus. Kubiarkan saja Efra kebingungan, akupun meninggalkannya dengan kondisi terikat. Aku mematikan lampu gudang dan mengunci pintunya dari luar. Tak banyak yang kujelaskan padanya. Sengaja aku membuatnya bingung.
11.00 pm
Aku kembali ke gudang membawa semua barang-barang yang berhubungan dengan kak Elise, aku dan Efra. Kulihat Efra mulai ketakutan dengan apa yang aku bawa di hadapannya. "Halo kak Efra, kenalkan namaku Ema bukan Elisa. Aku senang kamu masih mengingat kak Elise." Kulihat ekspresi wajah Efra yang terkejut itu. Membuatku tersenyum sinis. "ya benar kak Elise itu kakakku, kenapa kau kaget kak Efra? aku tak menyangka kakakku bisa mengenal seseorang lelaki seperti ini. Seorang yang pengecut, lemah hati, tak punya mental, tak punya tanggung jawab, biadab, ibliss!" dengan terbata-bata Efra menjawabnya "E..Em...Ema maafkan aku, aku tak bermaksud demikian. Aku sangat sayang dengan kakakmu. Aku benar-benar minta maaf. Aku melakukan semua itu karena terpaksa." "Efra, aku sangat membencimu. Bagaimana bisa kau melakukan hal sekejam ini kepada seseorang yang sangat mencintaimu dan rela memberikan apa yang dia punya untukmu. Sekarang di mana lelaki itu. Lelaki yang merenggut harga diri kakakku? jawab aku, kasi tahu di mana dia !!" Dengan terbata-bata "di..dia sudah mati beberapa bulan yang lalu ma, kecelakaan." "Hahahaha..iblis memang seharusnya kembali ke neraka. Itu pantas dia dapatkan. O ya, ini semua tolong anda baca Tuan Efra. Lihat apa yang terjadi pada kakak saya. Lihat betapa jahatnya dirimu Efra. Lihat betapa menjijikkannya dirimu!" Kupegang surat itu tepat di hadapan Efra, dia mulai membacanya.
00.00 am
Kuliahat air mata menggenangi air matanya, efra mulai menjerit histeris menyesali kesalahannya "Elise..maaf. Ambisiku membuatmu seperti ini. Elise maafkan akuuu. Eliseee Eliseee.." "Arrrrggghhh cukup. Jeritan dan tangisanmu membuat telingaku sakit Efra! Diam!! sekeras apapun kamu menjerit, menangis dan memanggil namanya dia tak akan pernah kembali dia telah pergi! semua gara-gara kamu, lelaki iblis! kau telah merenggut orang yang sangat berarti dalam hidupku! Kau tak tahu betapa aku sangat merindukannya ketika aku jauh darinya dan ketika aku kembali untuk melepas semua kerinduan yang selama ini tersimpan ternyata dia telah TIADA !! betapa hancurnya perasaanku. kakak yang aku sayangi telah pegi selamanya! di mana hatimu sebenarnya Efra! kenapa kau malah hilang saat kak Elise membutuhkanmu! biadab!! kau menghancurkan masa depan dan impiannya! Kau telah membuat kesalahan yang amat besar Efra !! kau telah menodai cinta suci kak Elise, kau telah menodai tangan yang selalu membelaimu ! kau menodai harapannya! kau menghancurkan semua Efra! Dengan noda yang telah engkau torehkan kini saatnya aku membersihkan semua noda itu, akan kukembalikan semua padamu seperti keinginan terakhirnya! Dasar lelaki BIADAB!!! Akhirnya kutusukkan juga pisau itu berulang kali ke daerah abdomennya. Aku yakin itu sakit. Tapi kulihat Efra tersenyum. Dengan kekuatan yang tersisa dia berkata "E..ma, terima..kasih..kau telah mem..buatku untuk dapat ber..temu dengan Elise. Ema a...aku bukan lelaki le..le..mah hati aku masih tet...tap me...ma..kai nomor lamaku, a..ku meng....ngejarmu ka...ka..rena kau sangat mirip dengan Elise. A..ku me..me..mang bo..doh ta..tapi satu hal ya..yang per..lu ka..ka..mu ta..u aku sang...at men...cin..tai E..li..se." Sekitika tanganku lemas, lututku lemas, aku jatuh terduduk.
01.01 am (01-01-2003)
Kak Elise..noda itu telah kembali. Ema sudah mengembalikannya kak. Kak Elise dia sangat mencintaimu, dia tetap menunggumu kak. terimalah permintaan maafnya. Dia memang bersalah tapi dia menyesali semuanya. Kak Elise..Ema sayang kak Elise. Ema yakin kak Elise sekarang tersenyum di sana. Ema berharap kak Elise selalu bahagia. Kak Elise maafkan aku mungkin aku tak bisa menjadi anak baik lagi, tak bisa menjadi adik perempuan yang manis lagi. Sejak dulu aku pembangkang, aku keras hati. namun Aku baik, bisa mengendalikan emosi karena kelembutan dan kesabaran kak Elise yang selalu membimbingku. Kak Elise, kau mentariku. Namun, ketika mentari itu mulai menghilang dan tak memancarkan cahayanya lagi kegelapan mulai menyapa, menyapa relung hatiku. Ketika hati dipenuhi dengan kegelapan maka sisi hitam juga akan terlihat. Valse Mélancolique tetap mengalun merdu di tengah kesunyian pada saat itu membuatku menyadari bahwa kak Elise tak akan pernah memelukku lagi, mentari tak akan pernah menyinari lagi. Sepertinya hatiku membeku, mengeras seperti batu dan rasanya aku ingin membunuh orang lagi.
2 comments:
hahahaha
Hihh..opo se ?
biarkan saya berkreasi X_X
Post a Comment