"Wo dowo sing dowo dadi"
Bagi sebagian orang yang lahir di era jadul utamanya adalah orang jawa dan spesifiknya adalah orang yang berasal dari desa tentunya gak asing lagi dengan 2 lagu pendek di atas. Yup kedua lagu itu adalah lagu yang biasa dimainkan sebelum memulai permainan anak-anak. For example: yang paling mainstream adalah permainan petak umpet, penjaga pertama ditentukan dengan menyanyikan 1 dari 2 lagu tersebut. Kalau di daerahku sendiri permainan ini disebutnya JUMPRITAN. hohoho jangan ketawa loh ya pas denger namanya. Jangan salah, meski namanya cukup weird gitu, ini termasuk permainan yang cukup nge hits loh, bahkan ini adalah permainan favoritku saat masih unyu-unyu dulu.
Peraturan permainan ini sangat simple. Dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Kalau semakin banyak sih sudah pasti sangat seru. Satu orang bertugas untuk menutup mata (*di sebuah tiang, pohon atau tembok. sebut saja penjaga) sementara yang lainnya sembunyi. Ketika sudah sembunyi semua, satu orang yang tadinya menutup mata bertugas mencari orang yang sembunyi itu tadi. Jika ketemu maka si penjaga harus menyebut nama orang yang diketemukan itu tadi dan menyentuh tempat dia menutup mata dengan menyebut kata "JUMPRIT", selain si penjaga mencari, orang yang bersembunyi pun harus berusaha keluar dari tempat persembunyiannya dan menuju tempat si penjaga dengan mengucapkan kata "JUMPRIT" tanpa diketahui oleh penjaga ini tadi. Jadi gini nih gambarannya. misal aku lagi main ini permainan sama temenku yang bernama X. Si X menutup mata dan aku nya sembunyi. Kemudian X menemukanku. Maka X akan bilang "Shelly..JUMPRIT sambil menyentuh tempat dia menutup mata tadi. Kalau aku bisa keluar dari tempat persembunyian tanpa diketahui maka aku juga akan bilang "JUMPRIT" sambil menyentuh tempat jaga tersebut. Nah..kalau yang main anak 2 sih sudah pasti yang kena bakalan jadi penjaga berikutnya. But kalau mainnya orang banyak maka ada aturan tambahan. Ketika semua orang sudah diketemukan maka si penjaga ini tadi tutup mata lagi, sementara lainnya berbaris di belakang si penjaga. Si penjaga akan menyebutkan nomor secara random (kayak undian). Maka orang yang disebutkan nomornya itu akan gantian menjadi penjaga. Tapi ketika orang tersebut berhasil bilang "JUMPRIT" sebelum diketahui oleh sang penjaga, maka dia bebas dan penjaga harus sebut lagi nomor random untuk mencari siapa yang bakal gantiin dia buat jaga. Hmmm...kalau dibaca-baca kayaknya ribet banget ya. Tapi coba deh praktekin langsung. Seru banget ini games.
Nah Seperti yang sudah aku bilang tadi, ini game dulu waktu aku masih kecil sempat jadi primadona, dan sekarang ketika udah gede, jaman udah modern permainan ini mulai jarang ditemuin. But... nampaknya permainan ini masih belum punah di desaku. Kemarin waktu liburan aku masih bisa melihat anak-anak kecil memainkan permainan ini di halaman rumah nenekku. Nih..aku kasi liat foto-foto mereka yang buat envy, dan membuatku pengen mainin permainan ini lagi.
![]() |
Foto candid diambil dari dalem rumah |
Ini foto iseng-iseng aku ambil dari dalem rumah. Nah..ini dia si penjaga yang dimakdsud tadi. Dia menutup matanya dan yang lain sembunyi. Tapi by the way itu si adek baju kuning kayaknya cari "mati". Temen-temennya pada lari buat sembunyi, dia malah santai-santai di area "penjagaan" wakakakakak. Waktu liat ini sempet melow juga sih aku nya, kangen masa kecil dulu. Dimana aktivitas otak kanan lebih dominan dibandingkan otak kiri. Dimana hati merasakan bahagia bersama teman-teman dan hal yang ditahu hanyalah bermain-main. So happy.. Dulu sih kalau jamanku kami main JUMPRITANnya di area yang jadul (masih banyak pohon) dan area sembunyinya juga lebih bervariasi (di balik pohon, di semak-semak, di bawah tempat menyimpan kayu bakar, di atas pohon, bahkan ada yang sembunyi di sawah juga). Oh iya ada 1 hal yang masih merekat di benakku, dulu aku pertama main permainan ini karena diajakin sama saudara (om ku, tapi aku manggilnya mas), mas Deni namanya yang usianya jauh di atasku. Aku diajak bersembunyi sama dia. Karena waktu itu masih kecil, dia menggendongku dan sembunyi bareng. Tapi sayang waktu itu ketika kami keluar dari tempat persembunyian dan mau bilang JUMPRIT duluan, mas Deni kalah cepat (ya mungkin karena akunya berat ya, jadi dia larinya juga kehambat) dan satu lagi, hari itu kaki kiriku sempet luka karena tertancap kayu pas sembunyi di kayu-kayuan. Jadi waktu itu aku pulang ke rumah dengan berlinang air mata dan sampe rumah mama mengobati lukaku dan sempet diomelin juga sih dulu. Kalau boleh jujur bekas lukanya masih ada sampai sekarang.
![]() |
Ngliatin mereka maen lewat jendela |
Kalau ini..ini dia saat yang membuat jantung deg deg an. Saat penjaga mencari penggantinya dia. Si penjaga bakal cap cip cup kembang kuncup, nyebut urutan. Kalau si penjaga nyebutin nomor 2 maka yang jadi ya adek yang pake baju putih itu. Tapi yang jelas si penjaga gak akan nyebut nomor 1 karena jika dia memilih hal itu sama halnya dia "Bunuh Diri". Dulu waktu kayak gini aku sampe tutup mata sambil komat kamit "mugo-mugo uduk aku, uduk aku-translate nya : Semoga bukan aku semoga bukan aku". Kalau diinget-inget alay juga sih, takutnya itu bagaikan napi yang mau dieksekusi. haha. Mengapa bisa kayak gitu? soalnya jadi penjaga itu susah + ribet banget.. Matanya harus tajem, harus teliti juga biar ndak kecolongan. Nah gak kebayang kalau aku mainin permainan ini dan aku jadi penjaga, bakal kalah telak aku. Orang liat dalam radius 10 meter aja kadang gak ngenalin orang gara-gara mata minus. Gak lucu juga kan ya main permainan ini sama pake kacamata. yang ada bisa jadi almarhum itu kacamatanya gara-gara jatoh terus keinjek pas dibuat sembunyi atau dibuat lari. berabe dah..
Oh ya, yang namanya anak kecil biasanya mudah bosen. Demikian juga dengan adek-adek ini. Setelah mereka bosan bermain jumpritan mereka ganti main "dinner dash". Dinner dash adalah nama permainan masak-masakan yang cukup nge hits di gadget. Permainan itu pasti ndak asing lagi di telinga anak-anak zaman modern terutama anak-anak "gadget addict" yang kebanyakan tinggal di daerah perkotaan. Tapi kalau buat anak-anak yang tinggal di village ya beginilah "dinner dash" ala mereka.
![]() |
Masih candid, tapi candid nya di TKP |
Mereka ini ceritanya lagi sibuk masak. Tuh liat, mereka serius banget ya bak koki profesional. Itu si ndut yang lagi berdiri kayak "head chef" nya. Tau gak kalau mereka masak-masak gitu pake apa aja ? ini dia. bahan-bahanya bener-bener alami dan jelas mudah didapatkan karena semua ada di sekitar mereka. Benar-benar memanfaatkan sumber daya alam yang ada. haha. Biasanya mereka menganggap:
Pasir/tanah = Nasi
Batu = Telor rebus
Daun-daunan = Sayuran
Air kran = Kuah
Kayu = Peralatan makan/masak (ex:sendok)
Plastik bekas tempat kue kering = Tempat makanan
Memang itu bakal buat baju kotor dan tangan kotor. Mungkin sebagian ada yang berpikir "ih..menjijikkan" but coba lihat sisi positifnya. Anak-anak jadi lebih kreatif bukan?? mereka bisa ngembangin imajinasi mereka dan 1 lagi "mereka berani kotor dan berani kotor itu baik"
![]() |
candid dari jarak dekat |
Jika dilihat lebih dekat lagi..Ini dia "masakan spesial yang mereka buat. Pas itu aku iseng-iseng deketin mereka dan aku tanya "haloo..kalian buat apa itu?" mereka jawabnya "ini mbak kami lagi masak "bakso spesial" mbak Shelly mau pesen apa?" Oh my God jediaaaarrr..malah mau diajakin maen disuruh jadi pembelinya. Okelah gapapa ya sekali-kali mengulang masa lalu. Kalau kuliah mana ada kayak beginian, yang ada mah slide kuliah dan tugas-tugas hehe. Aku pun waktu itu menanggapinya lagi "Aku pesen "bakso nya" satu ya, yang paling enak." Setelah pesan"bakso" gak berapa lama mereka ngasi pesenanku itu tadi. Aku pun penasaran apaan sih yang mereka sebut "bakso itu". Ternyata itu adalah kelereng yang dikasi air berwarna merah, terus ada serabut kelapa juga yang mereka anggap sebagai "bihun bakso" selain itu ada juga dedaunan yang mereka anggap sebagai "seledri dan bawang goreng". hahaha pengen ketawa banget aku saat itu. Setelah "baksonya" dateng aku pun bilang ke mereka "makasih ya, tapi ini kenapa kok kuahnya merah banget gini". Si adek kecil yang pake baju biru di foto itu pun menjawab "iya mbak Shell, ini karena "baksonya pedes banget dan banyak saosnya". Oh my God lagi..kalau beneran aku makan bakso yang modelnya kayak gitu palingan besoknya langsung masuk UGD karena overdosis sambel dan saos tomat. wakakakak.
Yah...begitulah anak-anak...khususnya anak yang tinggal di village, mereka memang lebih dekat dengan alam. Mereka tahu sama gadget-gadget modern, tapi mereka lebih senang menghabiskan waktu dengan teman-teman sepermainan mereka dan memainkan permainan tradisional. Kalau kita menyadari, sebenarnya manfaat yang bisa kita dapat dari permainan tradisional itu sangatlah banyak. Seperti tadi contohnya permainan jumpritan. Lewat jumpritan anak dilatih untuk : Berlari cepat, berpikir cepat, teliti, berpikir kritis dan cerdik. Terus kemudian kalau masak-masakan, mereka secara tidak langsung belajar langkah-langkah memasak, mulai dari mencari bahan masakan, pengolahan bahan dan penyajian, terutama buat anak perempuan permainan ini bisa memberikan banyak manfaat diantaranya, mereka akan belajar mengenali peran mereka di masa depan sejak dini. Bener gak? Hayooo para cowo, kalau cewe pinter masak cantikmeternya bisa nambah kan? terus kemudian kalau cewe bisa masak pasti istriable banget kan? nah itu dia. Harapanku, semoga saja permainan tradisional tetap terjaga kelestariannya sampai kapanpun. Zaman boleh semakin maju dan canggih, tapi bukan berarti yang tradisonal harus dilupakan. Salam anak village. hohoho
0 comments:
Post a Comment