This is my planet. Please visit and follow if you like it. Thank you and God bless :)
RSS

Story of Choco Pie

"Choco Pie itu Manis..."




"Choco Pie itu Lembut..."
"Choco Pie itu Enak..."
"Hmmm...lebih dari itu, bahkan hanya dengan mengingatnya pun dapat menghangatkan hatimu hingga membuatmu tersenyum kepada dunia..."
     Begitu membaca kalimat permbuka yang kayak gitu pasti ada yang ngira gini kan? "ih apaan sih nih promosi terselubung, lagi endorse secara diam-diam".. Hmmm..tapi kalau boleh menanggapi asumsi-asumsi itu "aku gak lagi promosi, iklan ataupun endorse". Di sini aku cuma mau sharing sebuah pengalaman/cerita yang kualami beberapa hari yang lalu. Bagiku ini sangat berkesan dan banyak nilai-nalai yang terkandung di dalamnya. Jadi kurasa gaada salahnya kalau disharingkan. Jadi gini...
     Seminggu yang lalu aku menempuh perjalanan BWI-SBY dengan travel. Waktu itu aku berangkat dari rumah sekitar pukul 9 malam. Jujur lumayan BT karena waktu itu travelnya molor sejaman lebih ditambah lagi aku lagi gak enak badan, sehari sebelum keberangkatan sempat demam+sakit kepala, ketika berangkat niatnya pengen cepet-cepet jadi biar bisa segera istirahat di SBY dan realitanya..keberangkatan molor.
     Travel menjemput, perjalanan dimulai, aku mulai tidur, ya emang aku pengen tidur karena kondisi badanku saat itu bener-bener gak enak, Kukira setelah travel melaju BT meterku akan berkurang. Tapi ternyata enggak, malahan semakin meningkat karena om supir kalau nyetir. wow..suka nge rem mendadak, kecepatannya juga lumayan kenceng. Gimana gak jantungan coba. Di sebelahku ada ibu-ibu muda yang keren. Waktu itu dia sampai mengumpat-ngumpat ketika sopir kami menyetir ala-ala fast and furious dan suka ngerem dadakan. Hahaha lucu juga sih sebenere. cuman waktu itu aku lagi gak mood buat ketawa... 
     Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam, tibalah aku di JBR..Nah di sini nih puncaknya ke BT anku, tiba-tiba om supir ngebangunin aku yang emang lagi tidur. Disuruh pindah travel. "Oh My..apa lagi ini. orang lagi not feeling well gini masih digusur-gusur dipindah-pindah". Hanya bisa menghela napas dan nurut. Dari situ aku tau kenapa aku dipindahin ke travel lainnya. Itu karena ternyata travel yang kutumpangi sebelumnya menuju ke MLG. Na na na na na....oke..alasan bisa diterima.
     Ketika turun dari travel pertama menuju travel kedua, asli ini muka mungkin kalau diibaratin udah kayak baju lecek yang belum diseterika, Tapi semua itu berubah ketika om travel ke-2 dengan ramahnya mempersilahkanku untuk masuk ke dalam travelnya.
"Mbak..tujuannya ke SBY ya?"
"Iya pak."
"Barang-barangnya cuma ini aja, gaada yang lain?"
"Gaada pak."
"Mau duduk dimana mbak, di depan atau di tengah?"
"Depan saja pak, saya lagi kurang enak badan soalnya"
"Oh iya silahkan masuk. sebentar ya saya pindahkan barangnya nanti saya bukakan pintunya."
Dalam hati "Puji Tuhan..om supirnya ramah banget, aku bisa dapat tempat duduk depan jadi bisa istirahat dengan baik". Tapi tiba-tiba aja..om supir travel 1..
"Mbak duduk di tengah aja. Bangku depannya buat bapak ini, soalnya bapak ini gampang mabok perjalanan.."
Kratak-kratak..yaampun om ini -_- tapi waktu itu aku memilih untuk mengalah karena kulihat bapak itu takut duduk di tengah, wajahnya menunjukkan rasa kecemasan dan kekhawatiran, ya mungkin takut mabuk perjalanan. Ketika cemas kerutan-kerutan di wajahnya semakin terlihat,bapaknya sudah lumayan berumur, mendekati lansia dan lagipula aku cuman demam, aku gak mabuk perjalanan, jadi,...ya sudahlah...Menghela napas lagi..
     Dalam kondisi seperti itu om travel 2 masih saja tetap ramah membukakan pintu untuk 2 penumpang barunya, yaitu aku dan kakek itu.
"Silahkan pak"
"Mbak..gapapa ya duduk di tengah"(sambil bukain pintu)
"Iya pak gapapa kok. Terima kasih.."


Begitu aku masuk 2 orang penumpang lainnya menyapaku dengan ramah. Satu penumpang seorang ibu-ibu, umurnya mungkin 40 atau 50 an, dan tepat di sebelahku ada seorang nenek-nenek. Begitu lihat wajah nenek ini aku langsung baper. Aku inget nenekku. Ya emang sih sebelum berangkat tadi sempet pamitan sama nenek, tapi aku juga gak tau kenapa rasa baper ini muncul haha. Ibu-ibu ini tersenyum. aku pun tersenyum sambil meanggukkan kepala. Kemudian nenek itu mengajakku ngobrol.
"Mbak...ke SBY juga."
"Iya mbah, saya ke SBY"
"SBY nya mana mbak?"
"Saya di daerah bla bla bla mbah. Kalau mbah tujuannya ke SBY mana?"
"Saya di Krian mbak"



"Oh..Krian ya mbah (jujur sebenarnya aku gak paham Krian itu daerah mana. ehehehe). Aslinya sana mbah?"
"Enggak mbak, saya asli BCL, BWI"
Intro berakhir, aku mulai tidur lagi..1 jam kemudian aku bangun. Travel berhenti di sebuah mini market putih biru kuning merah. Kulihat pintu terbuka, ibu-ibu yang satunya sepertinya lagi membeli sesuatu. Tinggal aku dan nenek itu di bangku tengah.


"Nduk..mau minum (sambil menyodorkan botol bening berisikan cairan berwarna kuning kecokelatan).
"Endak mbah, terima kasih ini saya sudah bawa minum kok mbah."
"Lho gapapa, coba ini. Enak ini bisa nyegerin badan. Ini ibu ngeracik sendiri. ibu juga minum ini kok."


"Iya mbah terimakasih"
"Itu lho nduk juga ada jeruk, kalau mau ambil saja ya nduk".


Aku memutuskan untuk menolak pemberian nenek itu karena emang aku juga bawa jeruk.
Oh ya..soal ramuan yang warnanya kekuningan tadi..itu bukan kopi SIANIDA loh ya,sepertinya itu adalah jamu tradisional yang dibuat dari racikan temulawak, kencur, jahe, kunyit dll. Baunya khas banget soalnya. Dan dari situ aku tambah baper karena nenekku juga biasanya buatin jamu tradisional buat aku waktu masih kecil dulu, jamu yang sampai saat ini masih melekat di otakku adalah...Jamu Temulawak ,Temu ireng. Sumpah itu jamu rasanyaa....Fantastis bung!
     Gak lama setelah itu ibu-ibu yang duduk di sebelah nenek kembali ke tempat duduknya. "Tuh kan bener beliau abis belanja" kataku dalam hati. Ibu-ibu itu bawa bungkusan kresek yang lumayan gede, aku juga gak tau apa isinya. Aku sempat mendengar percakapan antara nenek dan ibu-ibu itu menggunakan bahasa Jawa halus yang kalau diterjemahkan kira-kira begini lah:
"Habis belanja ya, belanja apa?"
"Ini bu saya habis beli makanan ringan, buat nge ganjel perut."
Kemudian ibu-ibu itu mengeluarkan sebuah kotak persegi panjang berwarna merah dari kreseknya, dibukanya kotak itu dan membagikan isinya kepadaku dan nenek disebelahku. Awalnya aku menolak namun ibu itu menyodorkan ke atas tasku dan menyuruhku untuk memakannya. Okelah..rejeki ndak boleh di tolak kan? Aku kemudian mengucapkan terimakasih ke ibu itu.
     Kuambil bungkusan itu dan kulihat ternyata itu adalaaahhhh.. CHOCO PIE. Mataku terbelalak...Astaga...itu adalah makanan kesukaanku. Coklat + Marsmallow..Wow... Thank you ibu. Sepanjang perjalanan aku tersenyum. Muka yang lecek telah hilang. "Karena Choco Pie kah?". Tidak..tidak bukan. Bukan karena itu.. tapi karena atmosfir. atmosfir di sini lebih membuatku nyaman dan disitu pula aku bisa lupa kalau sebenarnya aku lagi gak enak badan "Oh Thanks God, Engkau memang baik sungguh baik. Ketika kondisiku lagi kurang fit, Engkau datangkan malaikat tanpa sayapmu yang bisa membuatku merasa lebih baik."
     SBY...ya finally aku tiba di area SBY. Semua penumpang satu per satu mulai menghilang karena mereka sudah sampai ke tempat tujuan mereka. Kini tinggal aku, nenek di sebelahku, dan om supir yang tersisa. Saat itu om supir berancana mengantarkanku terlebih dahulu sebelum kemudian mengantar nenek itu. Sepanjang perjalanan kami bertiga ngobrol panjang lebar kali tinggi. Intinya di situ.. om supir dan nenek banyak menasihatiku. Mereka awalnya menanyakan tujuanku ke SBY ke rumah siapa lalu apa kesibukanku sekarang, dan begitu mereka tahu aku masih kuliah mereka memberiku banyak nasihat. Begini rangkuman nasihatnya:

Nasihat dari om Supir: Kuliah yang sungguh-sungguh, jangan terlena sama keasyikan sesaat karena itu hanya akan membuatmu menyesal nantinya. Sudahlah..sekalipun kamu bosan tetap bertahan saja.
Jangan meniru kisah saya yang pernah salah memilih teman hingga akhirnya tidak melanjutkan kuliah dan sekarang seperti ini. "Aku asline nyesel mbak. Sebenere aku yo gak goblok lho. Aku biyen selalu tembus peringkat 5 besar waktu SMA. Lha pas kuliah kok ketemu arek-arek gak genah. Yo wes akhire aku keseret dan dadi ngeneki wes".Masih kuingat dengan jelas om supir bilang gitu dengan logat Jawa yang kentel.

Nasihat dari nenek "Nduk, menusa iku natas, nitis, netes. Aja milik barang kang melok, aja mangro mundak kendo. Kudune tansah nrimo ing pandum. Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo". Dalem banget ini artinya btw.
      Sepanjang jalan aku mencatat semua kalimat yang mengena buatku di dalam draft HP. Karena keasyikan ngobrol dan ngetik, gak terasa aku sudah sampai di tempat tujuan. Om supir menurunkan barang bawaanku. Sebelum turun dari travel aku pamitan dulu dengan nenek itu, kuraih dan kucium tangan keriputnya lalu aku tersenyum dan "Monggo mbah kula rumiyin..".
      Travel pergi...aku bersyukur bisa ketemu orang-orang itu meski hanya 7 jam. Tidak singkat, tidak juga lama 7 jam berkualitas, 7 jam penuh nasihat, pelajaran, dan orang-orang berhati malaikat. Terima kasih Tuhan.. Sekarang aku sudah sehat..dan jujur saja aku masih menyimpan choco pie itu heheheheh.
   

Malang, 16 September 2016
  





0 comments:

Post a Comment